5 Juni 2013, Sebagai implementasi perencanaan strategis dalam pembangunan kemampuan, khususnya kemampuan pertahanan matra laut dalam menghadapi berbagai kemungkinan ancaman dan kontijensi yang dapat terjadi di wilayah perbatasan, TNI Angkatan Laut membentuk Batalyon Infanteri-10 Korps Marinir yang bermarkas di Pulau Setoko, perairan Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio secara langsung meletakkan batu pertama pembangunan markas batalyon tersebut di Pulau Setoko, perairan Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (5/6), disaksikan unsur Muspida dan tokoh masyarakat setempat. Selain peletakan batu pertama, peresmian juga ditandai dengan penandatanganan prasasti Batalyon Infanteri-10 Korps Marinir, dan pemberian tali asih kepada empat orang perwakilan dari empat desa sekitar lokasi pembangunan, yakni Desa Setoko, Desa Akar Sebrang, Desa Nipah, dan Desa Pulau Panjang.
Acara peletakan batu pertama diwarnai dengan unjuk kemahiran terjun payung oleh para prajurit TNI Angkatan Laut itu. Hadir dalam acara, para Panglima Komando Utama (Pangkotama) TNI Angkatan Laut, Gubernur Kepulauan Riau Drs. H. Muhammad Sani, pejabat pemda setempat, serta sejumlah tokoh masyarakat. Turut hadir pula Ketua Umum Jalasenastri Ny. Peny Marsetio beserta sejumlah pengurus pusat dan pengurus daerah Jalasenastri, dan undangan lainnya.
Pembangunan Batalyon Infanteri-10 Korps Marinir Pulau Setoko, kata Kasal dalam sambutannya, merupakan program prioritas TNI Angkatan Laut, sebagai tindak lanjut perintah Presiden Republik Indonesia untuk membangun dan membentuk satuan baru Korps Marinir di Kepulauan Riau, dengan kekuatan satu batalyon infanteri yang diperkuat. “Hal ini dimaksudkan untuk merespon perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan multidimensional, khususnya dalam mengamankan wilayah perbatasan,” kata Kasal.
Untuk mendukung kelancaran pembangunan batalyon marinir ini, lanjut Kasal, beberapa hal perlu disiapkan sejak dini, antara lain software organisasi, personel terlatih dan material yang dibutuhkan. “Dengan demikian diharapkan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta diorientasikan untuk mengutamakan kualitas dalam aspek organisasi, alutsista dan profesionalisme prajurit Korps Marinir khususnya dan TNI Angkatan Laut pada umumnya,” tegas Kasal.
Pada kesempatan tersebut Kasal juga menginstruksikan agar para prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, pemerintah daerah, maupun aparat TNI dan Polri lainnya. “Hindari segala perbuatan yang dapat mencederai hati rakyat dan adakan penyesuaian diri, kenali lingkungan sekitar serta jaga nama baik organisasi TNI Angkatan Laut,” tandas Kasal.
Sementara itu pada hari yang sama, Kasal Laksamana Dr. Marsetio juga meresmikan dimulainya pembangunan Trauma Center Rumkital dr. Midianto Suratani Lantamal lV Tanjung Pinang, yang dirangkaikan dengan penandatangan Piagam Kesepakatan Bersama (PKB) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Kepulauan Riau tentang pengoperasian kapal pintar KAL Pintar Mandiri-1, dan pemanfaatan lahan TNI Angkatan Laut untuk pembangunan instalasi SEA Water Reverse Osmosis (SWRO) guna kepentingan masyarakat setempat. Penandatanganan piagam kesepakatan bersama tersebut dilakukan oleh Kasal bersama Gubernur Kepulauaan Riau Drs. H. Muhammad Sani.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio secara langsung meletakkan batu pertama pembangunan markas batalyon tersebut di Pulau Setoko, perairan Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (5/6), disaksikan unsur Muspida dan tokoh masyarakat setempat. Selain peletakan batu pertama, peresmian juga ditandai dengan penandatanganan prasasti Batalyon Infanteri-10 Korps Marinir, dan pemberian tali asih kepada empat orang perwakilan dari empat desa sekitar lokasi pembangunan, yakni Desa Setoko, Desa Akar Sebrang, Desa Nipah, dan Desa Pulau Panjang.
Acara peletakan batu pertama diwarnai dengan unjuk kemahiran terjun payung oleh para prajurit TNI Angkatan Laut itu. Hadir dalam acara, para Panglima Komando Utama (Pangkotama) TNI Angkatan Laut, Gubernur Kepulauan Riau Drs. H. Muhammad Sani, pejabat pemda setempat, serta sejumlah tokoh masyarakat. Turut hadir pula Ketua Umum Jalasenastri Ny. Peny Marsetio beserta sejumlah pengurus pusat dan pengurus daerah Jalasenastri, dan undangan lainnya.
Pembangunan Batalyon Infanteri-10 Korps Marinir Pulau Setoko, kata Kasal dalam sambutannya, merupakan program prioritas TNI Angkatan Laut, sebagai tindak lanjut perintah Presiden Republik Indonesia untuk membangun dan membentuk satuan baru Korps Marinir di Kepulauan Riau, dengan kekuatan satu batalyon infanteri yang diperkuat. “Hal ini dimaksudkan untuk merespon perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan multidimensional, khususnya dalam mengamankan wilayah perbatasan,” kata Kasal.
Untuk mendukung kelancaran pembangunan batalyon marinir ini, lanjut Kasal, beberapa hal perlu disiapkan sejak dini, antara lain software organisasi, personel terlatih dan material yang dibutuhkan. “Dengan demikian diharapkan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta diorientasikan untuk mengutamakan kualitas dalam aspek organisasi, alutsista dan profesionalisme prajurit Korps Marinir khususnya dan TNI Angkatan Laut pada umumnya,” tegas Kasal.
Pada kesempatan tersebut Kasal juga menginstruksikan agar para prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dapat menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, pemerintah daerah, maupun aparat TNI dan Polri lainnya. “Hindari segala perbuatan yang dapat mencederai hati rakyat dan adakan penyesuaian diri, kenali lingkungan sekitar serta jaga nama baik organisasi TNI Angkatan Laut,” tandas Kasal.
Sementara itu pada hari yang sama, Kasal Laksamana Dr. Marsetio juga meresmikan dimulainya pembangunan Trauma Center Rumkital dr. Midianto Suratani Lantamal lV Tanjung Pinang, yang dirangkaikan dengan penandatangan Piagam Kesepakatan Bersama (PKB) antara TNI Angkatan Laut dengan Pemerintah Kepulauan Riau tentang pengoperasian kapal pintar KAL Pintar Mandiri-1, dan pemanfaatan lahan TNI Angkatan Laut untuk pembangunan instalasi SEA Water Reverse Osmosis (SWRO) guna kepentingan masyarakat setempat. Penandatanganan piagam kesepakatan bersama tersebut dilakukan oleh Kasal bersama Gubernur Kepulauaan Riau Drs. H. Muhammad Sani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar