Foto : Ryan Fogle (The atlantic wires)
Rusia cukup marah dengan insiden penangkapan Agen Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA), Ryan Fogle, kemarin.Negeri Beruang Merah itupun menyebut sikap AS provokatif.Laporan penangkapan Fogle muncul tepat pada saat kedua negara besar itu memperbaiki hubungan bilateralnya.
Seperti diketahui, hubungan Rusia dan AS mulai membaik tepat pada saat bom maraton Boston terjadi. Rusia bersedia membantu AS dalam proses penyelidikan peristiwa itu."Aksi provokatif yang serupa seperti era Perang Dingin, tidak akan mendukung sikap saling percaya (antara Rusia dan AS)," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/5/2013).
Kementerian Luar Negeri Rusia akan memanggil Duta Besar AS Michael McFaul hari ini untuk mendiskusikan insiden penangkapan Fogle. Pria yang menyamar dengan mengenakan rambut palsu berwarna pirang itu pun diminta meninggalkan Rusia.Di Washington, Kementerian Luar Negeri AS akhirnya berkomentar mengenai penangkapan Fogle.
Mereka berpendapat, penangkapan itu tidak akan melukai hubungan bilateral AS dan Rusia, dan kerja sama kedua negara itu untuk Suriah.Fogle ditangkap oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) kemarin malam karena terbukti membawa perangkat intelijen, dan uang dalam jumlah yang banyak.
Fogle pun diklaim melakukan perekrutan terhadap targetnya yaitu, agen-agen intelijen Rusia.Rekaman penangkapan pria yang menyamar sebagai diplomat AS disiarkan di televisi lokal Rusia. Fogle disergap hingga jatuh di tanah dan digeledah.Perang Dingin mungkin sudah berakhir dua dekade yang lalu, namun perang mata-mata tampaknya belum berakhir.
Pada 2010, AS menangkap 10 agen Russia, termasuk di antaranya adalah Anna Chapman. Mereka semua dideportasi ke negaranya, setelah dituduh memata-matai negara Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar