Setelah bertugas selama tujuh bulan di perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia, akhirnya 650 prajurit Batalyon Infantri 407 kembali pulang, Minggu (26/5/2013). Tiba di pelabuhan Tanjung Mas Semarang, para prajurit hendak kembali ke markas mereka di Slawi, Kabupaten Tegal. Lalu, sebagian dari mereka akan pulang dan bercerita kepada keluarga.
Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto mengatakan, selama tujuh bulan pihaknya menjaga 1.038 kilometer garis perbatasan Indonesia-Malaysia. Ada tiga kabupaten yang mereka jaga, yaitu Nunukan, Malino dan Kutai Barat.
"Kami disebar di 29 pos untuk menjaga perbatasan," katanya kepada Tribun Jateng. Selama bertugas, batalyonnya berhasil mengungkap 34 kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoban, sembako, dan pelintas batas dana. Pihaknya juga memeriksa patok-patok perbatasan antara Malaysia dan Indonesia.
Cerita TNI Menjaga Patok Perbatasan
Selama bertugas di perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia, prajurit dari Batalyon Infantri 407 harus menjaga 13.544 patok penanda batas Indonesia-Malaysia. Upaya memeriksa patok itu ternyata tidak mudah. "Sepanjang penemuan kami tidak ada yang bergeser, tapi untuk mengecek kami harus masuk hutan," ujar Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Minggu (26/5/2013).
Untuk mengecek patok ternyata tidak mudah. Beberapa patok berada jauh di tengah hutan. Kadang beberapa prajurit harus menginap di hutan beberapa hari. Perjalanaan dari satu lokasi ke lokasi lainpun tidak mudah. Pernah, ia harus berjalan selama empat hari untuk sampai di tujuan.
Hasil pengecekkannya, tidak ada patok yang bergeser. Tapi beberapa patok hilang karena kejadian alam semisal longsor atau tertimpa pohon. Selebihnya ada program pembaharuan patok setiap tahun, jadi tidak perlu khawatir patok bergeser.
Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto mengatakan, selama tujuh bulan pihaknya menjaga 1.038 kilometer garis perbatasan Indonesia-Malaysia. Ada tiga kabupaten yang mereka jaga, yaitu Nunukan, Malino dan Kutai Barat.
"Kami disebar di 29 pos untuk menjaga perbatasan," katanya kepada Tribun Jateng. Selama bertugas, batalyonnya berhasil mengungkap 34 kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoban, sembako, dan pelintas batas dana. Pihaknya juga memeriksa patok-patok perbatasan antara Malaysia dan Indonesia.
Cerita TNI Menjaga Patok Perbatasan
Selama bertugas di perbatasan Kalimantan Timur-Malaysia, prajurit dari Batalyon Infantri 407 harus menjaga 13.544 patok penanda batas Indonesia-Malaysia. Upaya memeriksa patok itu ternyata tidak mudah. "Sepanjang penemuan kami tidak ada yang bergeser, tapi untuk mengecek kami harus masuk hutan," ujar Komandan Rayon Letkol Infantri Ari Aryanto di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Minggu (26/5/2013).
Untuk mengecek patok ternyata tidak mudah. Beberapa patok berada jauh di tengah hutan. Kadang beberapa prajurit harus menginap di hutan beberapa hari. Perjalanaan dari satu lokasi ke lokasi lainpun tidak mudah. Pernah, ia harus berjalan selama empat hari untuk sampai di tujuan.
Hasil pengecekkannya, tidak ada patok yang bergeser. Tapi beberapa patok hilang karena kejadian alam semisal longsor atau tertimpa pohon. Selebihnya ada program pembaharuan patok setiap tahun, jadi tidak perlu khawatir patok bergeser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar