Pyongyang : Ancaman demi ancaman melayang dari 'mulut'
Korea Utara kepada Korea Selatan, Amerika Serikat, dan juga dunia. Mulai
dari menyatakan status perang, mengusir dubes asing di Korut, hingga
meminta dubes asing di Korsel.
Kini seolah membuat publik
internasional menjadi lebih takut, Korut menggelar tarian perang sebagai
tanda bersiap-siap untuk meluncurkan rudal.
Ratusan warga
berkumpul di depan Monumen Pendiri Partai Pekerja, Pyonyang, untuk
menghormati mendiang pemimpin Korut, Kim Jong-il, ayah dari pemimpin
muda saat ini, Kim Jong-un.
Dalam tarian massal tersebut, pejabat
pemerintah Korut menyerukan perang. "Kami tidak bermaksud membahayakan
warga asing di Korsel. Tetap harus perang. Situasi di Semenanjung Korea
semakin panas. Hampir mendekati perang termo-nuklir," seru pejabat
tersebut, seperti dilansir Dailymail, Rabu (10/4/2013).
Saat
nanti perang terjadi, sambung dia, ini bakal menjadi perang
habis-habisan, tanpa ampun. Bagi Korut, perang tersebut merupakan perang
suci dan pembalasan.
"Ini adalah perang suci dan pembalasan dari Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)," tegas pejabat itu
Sikap Korsel dan Jepang
Sebelumnya,
Korut meminta warga asing di Korsel untuk pergi, karena ketegangan
antara kedua negara semakin meningkat. Menyikapi hal ini, Presiden
Korsel Park Geun-hye mengaku jengkel dengan lingkaran setan tak berujung
seperti ini.
"Saya tidak suka dengan semua ini," cetus Geun-hye.
Sementara
itu, Jepang tengah mempersiapkan rudal untuk menghadang roket Korut
yang menyasar ke Tokyo. Juru bicara Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide
Suga menyatakan Jepang siap siaga untuk melindung negaranya.
"Kami
akan lakukan apapun demi keamanan negara. Korut telah berkali-kali
mengancam dalam beberapa pekan terakhir. Ini menimbulkan kekhawatiran
sejumlah negara, termasuk AS yang pangkalan militernya berada dalam
jangkauan rudal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar