Kepala Departemen Produksi I Pindad, Diding Sumardi
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi puluhan tipe senjata. Dengan kapasitas saat ini, Pindad sanggup memproduksi 40.000 senjata api per tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Departemen Produksi I Pindad, Diding Sumardi kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat,
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Departemen Produksi I Pindad, Diding Sumardi kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat,
“Kita bisa produksi senjata ekuivalen 40.000 SS2 per tahun. Itu bukan berarti SS2 saja,“ tambahnya.
Kapasitas produksi Pindad ini, didukung dari penambahan unit line mesin pembuat senjata. Kemampun ini diperoleh, pasca Pindad memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 300 miliar. Namun, Direktur Utama Pindad Adik Soedarsono mengaku, fdari potensi tersebut sebetulnya belum digunakan secara maksimal.
“Pindad itu kemapuan besar kalau mau diberdayakan,” papar Adik.
Perlu diketahui, karena banyak pesananan, pembuatan senjata diproduksi selama 24 jam di pabrik Pindad yang terletak di tengah kota Bandung Jawa Barat. Dari Divisi Senjata, Pindad mampu memproduksi berbagai jenis atau varian senjata, antara lain: senapan serbu: SS1-V1, SS1-V2, SS1-V5, SS1-M1, SS1-R5, SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4, SS2-V5, PM2-V1, PM2-V2, SPG-1A.
Senapan sniper: SPR-1, SPR-2, SPR-3. Senapan mesin: SM-3, SM2-V2, SM2-V1. Meriam: ME-105 mm Howitzer. Senjata genggam: Revolver, Pistol G2 Combat, Pistol G2 Elite, Pistol P3-V1. Peluncur Mortir: MO-1, MO-2, MO-3. (detik)
Dulu Diragukan, Pindad Kini Hasilkan Senapan Standar NATO
Pasca begulirnya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010, industri pertahanan tanah air seperti memperoleh angin segar. Salah satunya PT Pindad (Persero).
Dari produsen senjata dan amunisi yang kurang dipercaya kemampuannya selama puluhan tahun, serta di dalam negeri produknya dipandang sebelah mata, Pindad kemudian mampu menjelma menjadi produsen produk militer kelas dunia.
“Kalau dulu yang terkenal amunisi dan senjata tapi dia (TNI) nggak mau lihat lagi, Pindad bisa bisa bikin lebih dari itu,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Dengan visi ingin melayani TNI dan Polri, Pindad mampu memproduksi senjata,amunisi hingga kendaraan tempur kelas ringan dan berat yang mengadopsi dan berkiblat ke industri militer Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization).
“Kita kualitas Eropa dan Standar NATO. Kita mengkualifikasikan dan mengikuti kaidah NATO. Tapi kita nggak disertifikasi nanti produknya mahal jadi kita nggak diujikan. Standar seperti itu, karena yang ngajarin kita itu orang NATO,” ujarnya.
Berkat kualitas dan standar tinggi yang dipakai Pindad, dampaknya pada pesanan yang diperoleh. Pindad sampai harus menolak berbagai order untuk produk tertentu.
Bahkan divisi senjata dan amunisi harus bekerja selama 24 jam setiap harinya untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Karena kemampuannya ini, produk senjata dan amunisi Pindad diakui hingga negara ASEAN dan Amerika Serikat (AS).
“Tahun 2012 kemarin sudah ke Australia dan Amerika tahun 2011 (Amunisi). Itu untuk kaliber yang kecil-kecil saja. Setidaknya dia mengakui kualitas kita,” tambahnya.
Bahkan panser asli buatan Pindad ANOA 6x6 yang kini menjadi salah satu pilihan dan andalan TNI, mengadopsi teknologi dan konsep panser VAB buatan Prancis.
Sementara, senapan serbu SS2 buatan Pindad mengacu pada senapan M16 buatan Amerika Serikat dan AK 47 buatan Rusia. Serta PM2 versi Pindad mengadopsi senapan anti teror MP5, pasukan SWAT.
Kapasitas produksi Pindad ini, didukung dari penambahan unit line mesin pembuat senjata. Kemampun ini diperoleh, pasca Pindad memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 300 miliar. Namun, Direktur Utama Pindad Adik Soedarsono mengaku, fdari potensi tersebut sebetulnya belum digunakan secara maksimal.
“Pindad itu kemapuan besar kalau mau diberdayakan,” papar Adik.
Perlu diketahui, karena banyak pesananan, pembuatan senjata diproduksi selama 24 jam di pabrik Pindad yang terletak di tengah kota Bandung Jawa Barat. Dari Divisi Senjata, Pindad mampu memproduksi berbagai jenis atau varian senjata, antara lain: senapan serbu: SS1-V1, SS1-V2, SS1-V5, SS1-M1, SS1-R5, SS2-V1, SS2-V2, SS2-V4, SS2-V5, PM2-V1, PM2-V2, SPG-1A.
Senapan sniper: SPR-1, SPR-2, SPR-3. Senapan mesin: SM-3, SM2-V2, SM2-V1. Meriam: ME-105 mm Howitzer. Senjata genggam: Revolver, Pistol G2 Combat, Pistol G2 Elite, Pistol P3-V1. Peluncur Mortir: MO-1, MO-2, MO-3. (detik)
Dulu Diragukan, Pindad Kini Hasilkan Senapan Standar NATO
Pasca begulirnya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010, industri pertahanan tanah air seperti memperoleh angin segar. Salah satunya PT Pindad (Persero).
Dari produsen senjata dan amunisi yang kurang dipercaya kemampuannya selama puluhan tahun, serta di dalam negeri produknya dipandang sebelah mata, Pindad kemudian mampu menjelma menjadi produsen produk militer kelas dunia.
“Kalau dulu yang terkenal amunisi dan senjata tapi dia (TNI) nggak mau lihat lagi, Pindad bisa bisa bikin lebih dari itu,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
Dengan visi ingin melayani TNI dan Polri, Pindad mampu memproduksi senjata,amunisi hingga kendaraan tempur kelas ringan dan berat yang mengadopsi dan berkiblat ke industri militer Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization).
“Kita kualitas Eropa dan Standar NATO. Kita mengkualifikasikan dan mengikuti kaidah NATO. Tapi kita nggak disertifikasi nanti produknya mahal jadi kita nggak diujikan. Standar seperti itu, karena yang ngajarin kita itu orang NATO,” ujarnya.
Berkat kualitas dan standar tinggi yang dipakai Pindad, dampaknya pada pesanan yang diperoleh. Pindad sampai harus menolak berbagai order untuk produk tertentu.
Bahkan divisi senjata dan amunisi harus bekerja selama 24 jam setiap harinya untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Karena kemampuannya ini, produk senjata dan amunisi Pindad diakui hingga negara ASEAN dan Amerika Serikat (AS).
“Tahun 2012 kemarin sudah ke Australia dan Amerika tahun 2011 (Amunisi). Itu untuk kaliber yang kecil-kecil saja. Setidaknya dia mengakui kualitas kita,” tambahnya.
Bahkan panser asli buatan Pindad ANOA 6x6 yang kini menjadi salah satu pilihan dan andalan TNI, mengadopsi teknologi dan konsep panser VAB buatan Prancis.
Sementara, senapan serbu SS2 buatan Pindad mengacu pada senapan M16 buatan Amerika Serikat dan AK 47 buatan Rusia. Serta PM2 versi Pindad mengadopsi senapan anti teror MP5, pasukan SWAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar