Militer Israel
mengataku menembakkan artilerinya ke Suriah, Jumat, setelah pasukannya
diserang di Dataran Tinggi Goland, wilayah Suriah yang diduduki Israel,
dalam rangkaian terbaru insiden penembakan di garis depan yang relatif
tenang.
"Tidak ada tentara terluka dan tidak ada
kerusakan yang disebabkannya. Tentara Angkatan Bersenjata Israel (IDF)
menanggapi dengan tembakan artileri ke arah sumber penembakan. Satu
tembakan langsung telah diidentifikasi," kata militer dalam satu
pernyataan seperti dikutip Reuters.
Pertempuran
antara pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan
pemberontak yang berusaha menggulingkannya tumpah ke Dataran Tinggi
Golan dalam beberapa pekan terakhir dengan tembakan sesekali dan mortir
mendarat di wilayah yang dikuasai negara Yahudi itu.
Seorang juru bicara militer mengatakan dia tidak tahu apakah tentara Suriah atau pemberontak yang menembaki pasukan Israel dan apakah tembakan itu nyasar atau disengaja.
Seorang juru bicara militer mengatakan dia tidak tahu apakah tentara Suriah atau pemberontak yang menembaki pasukan Israel dan apakah tembakan itu nyasar atau disengaja.
Israel merebut Dataran
Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang 1967 dan mencaplok dataran tinggi
strategis itu pada t1981 dalam langkah yang tidak diakui secara
internasional. Para penjaga perdamaian PBB memantau garis gencatan
senjata.
Pihak militer mengatakan telah memberitahu PBB atas insiden tersebut.
Menteri Luar Negeri Austria Michael Spindelegger mengatakan Wina harus menilai setiap hari apakah situasi di wilayah itu cukup aman bagi pasukan penjaga perdamaian Austria yang mencapai sekitar 380 dalam misi PBB berkekuatan 1.000 prajurit, untuk berada di Golan.
Dalam tiga bulan terakhir, Jepang dan Kroasia mengatakan menarik pasukan mereka dari misi penjaga perdamaian. Israel yang cemas terhadap adanya pasukan penjaga perdamaian tetap khawatir Golan akan menjadi batu loncatan bagi serangan terhadap Israel oleh kelompok jihad anti Bashar al-Assad.
Pihak militer mengatakan telah memberitahu PBB atas insiden tersebut.
Menteri Luar Negeri Austria Michael Spindelegger mengatakan Wina harus menilai setiap hari apakah situasi di wilayah itu cukup aman bagi pasukan penjaga perdamaian Austria yang mencapai sekitar 380 dalam misi PBB berkekuatan 1.000 prajurit, untuk berada di Golan.
Dalam tiga bulan terakhir, Jepang dan Kroasia mengatakan menarik pasukan mereka dari misi penjaga perdamaian. Israel yang cemas terhadap adanya pasukan penjaga perdamaian tetap khawatir Golan akan menjadi batu loncatan bagi serangan terhadap Israel oleh kelompok jihad anti Bashar al-Assad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar