Setelah adanya klarifikasi dari pihak TNI (Ketua Tim Investigasi, Brigjen TNI Unggul T Yudhoyono) bahwa pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah 11 oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartasura, beragam pendapat muncul di masyarakat, ada yang kontra, tapi tak sedikit pula yang pro.
Untuk mengetahui secara kasar pandangan masyarakat terkait hal ini, saya mencoba menelusuri komentar-komentar masyarakat yang tersebar di berbagai pemberitaan on-line. Hasilnya, mayoritas mendukung langkah kopassus yang mengeksekusi 4 preman tersangka kasus pembunuhan Sersan Satu Heru Santoso. Sebaliknya, hanya sedikit yang tidak setuju dengan kejadian tersebut. Berikut saya sertakan salah satu laman yang memuat berita ini (http://id.berita.yahoo.com/11-anggota-kopassus-akui-serbu-lp-cebongan-114859306.html). Untuk melihat respons masyarakat, silakan kunjungi laman tersebut.
Pembenaran
masyarakat atas kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa hal
yang galibnya salah ini justru didukung masyarakat. Saya menduga ini
adalah akumulasi dari ketidakpercayaan masyarakat akan kinerja aparat
penegak hukum di Indonesia. Kita seakan lebih sering mendapat kabar
ketidakberdayaan aparat penegak hukum di negeri ini daripada gemilangnya
prestasi mereka dalam menegakkan keadilan. Dari polisi hingga lembaga
peradilan seakan sudah sangat minim mendapat kepercayaan dari
masyarakat.
Kita
bisa menyaksikan bagaimana karut-marutnya penegakkan hukum di
Indonesia. Masih segar di ingatan kita seorang anak menteri yang divonis
sangat ringan atas ulahnya menabrak kendaraan lain di jalan tol yang
menyebabkan beberapa pengendaranya meninggal dunia. Kita juga masih
ingat bagaimana kasus nenek-nenek yang dimejahijaukan gara-gara dituduh
mencuri buah-buahan. Kita juga berkali-kali mendengar para koruptor
dibebaskan dari pengadilan tipikor. Dan baru saja kita dengar berita
bahwa ada oknum polisi yang memalak turis di Bali. Miris, bukan?
Akhirnya,
disadari atau tidak, masyarakat sudah teramat jengah dengan
pemberlakuan hukum yang tak merata ini. Selalu ada pandang bulu. Selalu
ada tebang pilih. Hingga puncak dari ketidakpercayaan masyarakat
terhadap aparat adalah dukungan mereka atas apa yang dilakukan 11 oknum
kopassus.
Menurut
saya, ini baru reaksi kecil. Bisa jadi jika aparat penegak hukum di
negeri ini tidak segera berbenah, maka rakyatlah yang akan bertindak
sendiri. Hingga hukum rimba pun tak mustahil akan berlaku di negeri ini.
Karenanya, suka atau tidak, terpaksa atau sukarela, seluruh aparat
penegak hukum harus benar-benar menjalankan amanah yang diembannya
dengan amat sangat baik. Jika tidak, saya takut, andai ada lagi preman
yang tertangkap polisi dan tidak ada hukuman yang berarti, masyarakat
akan langsung mengeksekusi layaknya 11 oknum kopassus yang menyatroni LP
Cebongan.
Mari
tidak menyalahkan yang pro terhadap kopassus karena faktanya penegakkan
hukum di negeri ini masih sangat lemah. Juga, tak perlu mencela yang
kontra karena bagaimanapun mereka menginginkan tegaknya hukum. Keduanya
memiliki sisi positif dan negatif. Karenanya, bijaklah dalam bersikap.
Saya pribadi hanya mengandaikan jika hukum di Indonesia lebih dibuat
adil lagi, mungkin kejadian-kejadian seperti ini tak perlu ada. Buat
hukum seadil mungkin. Misalnya, jika tersangka membunuh, maka hukuman
yang paling setimpal adalah dengan dihukum mati. Simpel. Dan itulah yang
diinginkan masyarakat.
Sayangnya, isu ini selalu terganjal dengan aktivis HAM yang memandang
jika hukuman mati melanggar HAM. Padahal, para preman–baik yang di
jalanan maupun yang di ruangan–sudah tak terhitung lagi melakukan
pelanggaran HAM. Ya, inilah faktanya: pelanggar HAM dibela aktivis HAM gara-gara akan mendapat hukuman yang menurut mereka melanggar HAM.
Benar-benar bikin pusing. Jika impian saya terwujud, mungkin tak akan
ada lagi keluarga korban mengamuk di persidangan gara-gara vonis hakim
tak sepadan dengan perbuatan tersangka yang telah menghilangkan nyawa
anggota keluarganya.
Semoga
semua mau mengintrospeksi diri bahwa memang teramat nyata dan benar
bahwa ada yang salah di negeri ini. Apa pun itu, inilah negeri kita
tercinta Indonesia. Mari berbenah dan mulailah dari diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar