Foto : Pasukan China
BEIJING - Kementerian Pertahanan China membantah laporan dari media asing yang menyebutkan bahwa Pasukan Pembebasan Rakyat China (PLA) menyiagakan diri di wilayah perbatasan China dan Korea Utara (Korut). China mengaku, mereka hanya memantau situasi di Semenanjung Korea.
"Laporan ini tidak benar. China memperhatikan perkembangan terbaru di Semenanjung Korea, dan selalu berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Utara," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan China, seperti dikutip Xinhua, Jumat (12/4/2013).
Laporan mengenai kesiagaan pasukan China muncul pada awal April lalu. Amerika Serikat (AS) mengatakan, deklarasi perang yang diumumkan Korut terhadap Korsel telah maksa PLA untuk bersiaga.
China diklaim mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja pengangkut infantri di Kota Ji'an yang memisahkan Negeri Panda dengan negeri komunis Korea itu. Pesawat tempur CHina juga melakukan patroli rutin untuk mewaspadai ketegangan yang ada.
Sejauh ini, China selaku mitra terbesar Korut di Asia cukup merasa kecewa dengan sikap agresif Korut. Presiden Xi Jinping mengutarakan kekecewaan itu secara langsung tanpa menyebut nama Korut. Ungkapan itu dipandang sebagai rasa frustasi yang cukup dalam.
"Menurut saya, sepertinya ada rasa frustrasi di antara para pemimpin China. Mereka mungkin sudah terlalu panas melihat tingkah Korea Utara," tutur mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China Jon Huntsman.
Sikap China belakangan ini juga dipuji oleh Korsel selaku rival Korut. Korsel dan AS masih yakin, China adalah salah satu negara yang bisa meredakan ketegangan di Semenanjung Korea karena pengaruhnya yang cukup besar.
"Laporan ini tidak benar. China memperhatikan perkembangan terbaru di Semenanjung Korea, dan selalu berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Utara," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan China, seperti dikutip Xinhua, Jumat (12/4/2013).
Laporan mengenai kesiagaan pasukan China muncul pada awal April lalu. Amerika Serikat (AS) mengatakan, deklarasi perang yang diumumkan Korut terhadap Korsel telah maksa PLA untuk bersiaga.
China diklaim mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja pengangkut infantri di Kota Ji'an yang memisahkan Negeri Panda dengan negeri komunis Korea itu. Pesawat tempur CHina juga melakukan patroli rutin untuk mewaspadai ketegangan yang ada.
Sejauh ini, China selaku mitra terbesar Korut di Asia cukup merasa kecewa dengan sikap agresif Korut. Presiden Xi Jinping mengutarakan kekecewaan itu secara langsung tanpa menyebut nama Korut. Ungkapan itu dipandang sebagai rasa frustasi yang cukup dalam.
"Menurut saya, sepertinya ada rasa frustrasi di antara para pemimpin China. Mereka mungkin sudah terlalu panas melihat tingkah Korea Utara," tutur mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk China Jon Huntsman.
Sikap China belakangan ini juga dipuji oleh Korsel selaku rival Korut. Korsel dan AS masih yakin, China adalah salah satu negara yang bisa meredakan ketegangan di Semenanjung Korea karena pengaruhnya yang cukup besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar