Kamis, 07 November 2013

Jepang Persiapkan Rudal di Pasifik

http://livedoor.blogimg.jp/crx7601/imgs/4/6/461adcb5.jpg

Militer Jepang berencana untuk menempatkan peluru kendali di sebuah pulau yang menjadi pintu masuk ke Laut Pasifik. Penempatan rudal itu merupakan bagian dari latihan perang yang membuat China khawatir. Latihan perang yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Jepang di wilayah selatan. Sebelumnya Negeri Sakura sudah menempatkan sistem peluncur rudal dan sebuah pemuat rudal tipe-88 di Pulau Miyako.

"Ini untuk pertama kalinya sistem rudal tersebut ditempatkan ke Miyako. Latihan perang tersebut dirancang untuk melindungi pulau (Miyako)," ujar juru bicara Pasukan Bela Diri Jepang, seperti dikutip Associated Press, Kamis (7/11/2013). Meskipun militer Jepang memastikan bahwa rudal tersebut tidak dapat dioperasikan, langkah yang dilakukan Jepang seperti menjadi peringatan kepada saingannya mengenai kemampuan militer Negeri Sakura tersebut.

Latihan perang yang dilakukan oleh Pasukan Bela Diri Jepang dimulai selama 18 hari sejak 1 November 2013. Latihan melibatkan 34.000 personel militer, enam kapal perang dan 360 pesawat terbang. Apa yang dilakukan Jepang dalam bidang militernya menunjukkan kekhawatiran mereka dan negara lain di Asia, mengenai meningkatnya kemampuan militer China. Selain itu, Jepang sepertinya terus mempersiapkan diri menyusul perebutan kekuasaan Pulau Senkaku.

Angkatan Laut Thailand Minati 20 Pesawat PT DI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVTLgie-BsfBK5bbmD7k8UO8ctwH_W7Olu7zJY9q6h9_ammKej4ThIdDeSc1yf0mbMqEAgeYeSLbgXccy6A_5P-rN4hK58966mUh88NT35DKXd2pQOdOmPMIBrvg6O9sLsiC-DOR7yk7c/s1600/n219(1).jpg

Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) saat ini dalam diskusi dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk kemungkinan pembelian hingga 20 pesawat transportasi twin-turbo N219, IHS Jane melaporkan.

Pejabat dari PT DI (tidak disebutkan namanya) menghadiri pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 di Bangkok, dan pada 5 November mengatakan kepada IHS Jane bahwa pihak PT DI berharap kontrak dengan Thailand bisa ditandatangani pada tahun 2014, yaitu kontrak untuk membangun dan memasok pesawat N219 dengan bekerjasama dengan perusahaan lokal Thailand Aviation Industries (TAI).

Pejabat PT DI itu mengatakan bahwa kemungkinan kontrak ini adalah produksi pesawat tetap dilakukan di Indonesia, dan dengan transfer teknologi pemeliharaan dan perbaikan kepada Thailand Aviation Industries (TAI).

N219, pesawat transportasi dan kargo

Pesawat ini terbuat dari logam dan didesain untuk angkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya plus pintu fleksibel yang memastikan N219 bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

N219 diawaki oleh 2 orang kru dengan kapasitas 19 penumpang (konfigurasi 3 sejajar). Pesawat dengan berat kosong 4.309 kg dan maksimum berat saat lepas landas 7.031 kg ini memiliki kecepatan jelajah 394 km/jam dengan jangkauan 1.111 km dan 2.930 km untuk terbang ferry. Harganya sendiri sekitar AS$ 4,5 juta hingga AS$ 5 juta.
N219 memiliki berbagai keunggulan dibanding pesawat sekelasnya. Pertama kemampuan lepas landas dan mendaratnya pendek, yaitu 450 meter. Landasan pun tidak harus di aspal atau beton tapi lapangan rumput juga bisa. Selain itu, daya angkutnya lebih besar 500 kg (total 2.500 kg) dari kompetitor.

Keunggulan lainnya tentu saja di harga yang murah, padahal teknologi yang diusungnya lebih canggih dari pesawat sejenis. Salah satunya adalah avioniknya yang sudah touch screen, sehingga tidak banyak tombol. Meskipun layarnya hanya ada 3, tapi semua informasi ada disitu dan dilengkapi dengan sistem keselamatan.

Program N219 yang penelitiannya dimulai pada 2006 ini merupakan program nasional, sinergi bersama antara BPPT, Ristek LAPAN, Kemenperin, dan Perhubungan. Investasi total pengembangan N219 mencapai AS$ 80 juta.

China Ungkap Pesawat Tak Berawak Buatannya


Sebuah pesawat tak berawak yang diyakini produksi China mengundang kehebohan di dunia maya. Pesawat tersebut menunjukkan upaya keras China untuk mengembangkan teknologi militernya.

Badan pesawat itu sekilas mirip pesawat tak berawak milik Amerika Serikat (AS) Global Hawk, hanya ukurannya lebih kecil. Namun tetap ada perbedaan dari pesawat milik China ini dengah Global Hawk, khususnya pada bagian sayap. Demikian diberitakan Reuters, Kamis (7/11/2013).

Kemampuan China untuk membuat pesawat tak berawak atau biasa disebut drone ini, tentunya membantu kerja militer Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan ukurannya, pesawat tersebut sepertinya ditujukkan untuk penerbangan jarak jauh.

Drone pada dasarnya adalah pesawat kecil yang dikendalikan dari jauh. Pesawat ini bisa digunakan sebagai pesawat mata-mata atau pun dilengkapi dengan senjata dan menyerang target terpencil tanpa diketahui musuh.

Pesawat kali ini memiliki desain sama yang diungkap oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation. Mereka menyebut pesawat itu dengan Soar Dragon dan sempat muncul di media dua tahun lalu.

Produksi pesawat yang baru beredar di internet ini, memang jauh lebih kecil dibandingkan Soar Dragon. Tetapi badan pesawat sepertinya lebih mirip dengan drone milik AS.

China terus berupaya keras membuat desain drone yang baru. Diperkirakan, drone milik China ini akan dipasarkan ke luar negeri.

Pengiriman Batch Ke-4 Pesawat T50i GE Tiba Di Lanud Iswahjudi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXkHHM2ufhtwu3ybqi2MNaAnZF2aBcykEj3b-izv7QRyLphHAZ92HuqBz56D0PPlS0GRMSq26xvlDbCq5ldX-yqw3TTuOFmyWHzl-vvD-Q-UCFvsFte2jdush9vTDT79kQFiZQ-LHWx3U/s1600/T-50i.jpg

Hingga awal bulan November 2013, PT Korean Aerospace Industries (KAI), sudah mengirimkan 8 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle, ke Lanud Iswahjudi, dari 16 yang dipesan oleh pemerintah Indonesia, setelah dua pesawat yang diterbangkan langsung dari Korea Selatan mendarat mulus di runway Lanud Iswahjudi, Rabu (6/11).

Kedatangan dua pesawat tersebut di sambut oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadipurwanto, Kadispers Letkol Pnb Ian Fuadi dan Komandan Skadron Udara 15, Letkol Pnb Wastum, di main aprron Skadron Udara 15.

Dalam pengadaan pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Korea, direncanakan pada akhir tahun 2013 sudah genap berjumlah 16 unit, dan pesawat tersebut akan menggantikan peran dan fungsinya pesawat HS Hawk MK 53, yang akan habis masa pakainya di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. 

Keterangan Gambar :Para pejabat Lanud Iswahjudi menyambut kedatangan Penerbang KAI yang baru tiba di main aprron Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Kamis (7/11).