Kamis, 19 September 2013

Strategi Alutsista Masuk Ibu Kota

http://images.detik.com/customthumb/2013/09/18/159/083412_alahdetik_94_page_012.jpg

Kolonel (Penerbang) Joko Seno Putro sejenak membayangkan Jakarta seperti Singapura. Bukan soal kerapian dan kebersihan negeri tetangga itu yang dibayangkan oleh bekas Komandan Wing Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma ini, melainkan bagaimana negara kota tersebut dibangun dengan tetap memperhatikan kebutuhan sektor pertahanan.

Ia pun merujuk pada jalan raya menuju Bandar Udara Changi, yang lebar dan lurus, nyaris tanpa halangan. Dalam kondisi darurat dan bandara tidak bisa digunakan, jalan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat. Bukan hanya ketika negara dalam kondisi darurat, semisal perang, tapi juga saat pesawat rusak sehingga pilot mesti melakukan pendaratan.

Di Jakarta nyaris tidak ada tempat atau jalan yang bisa digunakan untuk pendaratan darurat, selain landas pacu di bandara. Selain padat kendaraan, jalan raya di Jakarta dipenuhi banyak rintangan, seperti jembatan penyeberangan, halte, tiang listrik, atau pot-pot permanen. Belum lagi banyak gedung bertingkat di sisi jalan, yang tidak memungkinkan pesawat untuk mendarat.

“Saat ini perencanaan Kota (Jakarta) belum berorientasi pada sektor pertahanan,” ujar pria yang kini menjabat Komandan Pangkalan Udara Balikpapan, Kalimantan Timur.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar