Rabu, 15 Mei 2013

Kolinlamil Dukung Pengamanan Pulau Terluar, Perbatasan Dan Daerah Rawan Konflik


Mendekati pertengahan tahun 2013, Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), telah melaksanakan beberapa kegiatan Pengamanan Pulau Terluar (Pamputer), Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) dan Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini, dengan menggerakkan beberapa KRI yang berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) baik di Surabaya maupun di Jakarta.

Beberapa KRI tersebut, diantaranya KRI Teluk Ratai-509 yang tengah melaksanakan operasi pergeseran pasukan (serpas) TNI yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) Pamtas RI-Malaysia, dengan mengangkut lebih dari 600 pasukan TNI dari kesatuan TNI-AD Yonif 141/Aneka Yudha Jaya Perkasa Kodam II Sriwijaya. Sebelum itu, KRI Tanjung Kambani-971 pada bulan Januari 2013 mengangkut prajurit Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana Kodam III Siliwangi, Sukabumi  guna melaksanakan penugasan pengamanan di wilayah provinsi Papua, yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-Papua Nugini.

Masih di bulan yang sama, KRI Banda Aceh-593 mengangkut 650 prajurit Batalyon Infanteri 412/Raider Kostrad Purworejo, Jawa Tengah yang juga  melaksanakan penugasan pengamanan di wilayah provinsi Papua dalam yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-Papua Nugini. Sementara itu, dua kapal perang dari jajaran Kolinlamil jenis Angkut Tank klas Frosch (ATF) melaksanakan operasi serpas pasukan TNI yang tergabung dalam satuan tugas Satgas Pamputer wilayah RI.

Kedua kapal perang tersebut yaitu KRI  Teluk Manado-537 yang melaksanakan pergeseran pasukan pengamanan pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga di wilayah Indonesia bagian barat, diantaranya Pulau Rondo, Pulau Berhala, Pulau Nipah, Pulau Ranai, serta Pulau Sekatung. KRI tersebut mengangkut prajurit Brigif 3 Marinir dan TNI AD dari Kodam I Bukit Barisan dan Iskandar Muda dalam rangka melaksanakan penugasan pengamanan pulau terluar wilayah barat.

Sementara KRI Teluk Lampung-540, mengangkut pasukan marinir dan TNI AD dari Kodam IX Udayana dan Kodam XVII Cenderawasih guna melaksanakan pengamanan pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga di wilayah Indonesia Bagian Timur. Kapal perang tersebut, selain menurunkan pasukan di pulau-pulau terluar wilayah Indonesia Timur, seperti; Pulau Miangas, Pulau Marore, Pulau Marampit, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Bras, Pulau Dana, serta Pulau Rote, juga sekaligus menarik pasukan yang telah bertugas selama enam bulan di pulau-pulau tersebut  untuk kembali ke home base-nya masing-masing.

Untuk Pamrahwan, Kolinlamil dengan menggunakan KRI Tanjung Nusanive-973, telah menurunkan lebih dari 900-an pasukan TNI AD dari kesatuan Yonif 611/VI/Mulawarman dan Yon Armed 8/K untuk mengamankan daerah rawan Maluku dan Maluku Utara.  Saat ini KRI Tanjung Nusanive-973 tengah dalam pelayaran menuju Pangkalan Jakarta  dengan mengangkut pasukan Yonif 512/V/Brawijaya dan Yonif 200 Raider Kodam II Sriwijaya untuk kembali ke home base-nya masing-masing.

Dukungan Kolinlamil ini merupakan bagian dari tugas pokoknya yaitu  membina kemampuan sistem angkutan laut militer, membina potensi angkutan laut nasional untuk kepentingan pertahanan negara, melaksanakan angkutan laut TNI dan Polri yang meliputi personel, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis serta melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Sementara itu selain bertugas sesuai fungsinya, sebanyak enam KRI Kolinlamil tengah terlibat mengikuti Latgab TNI 2013 yang tidak lama lagi secara resmi akan berakhir. Keenam KRI tersebut yaitu Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Amboina-503, KRI Teluk Bone-511, Angkut Tank klas Frosch (ATF) KRI Teluk Parigi-539, Bantu Angkut Personel (BAP) KRI Tanjung Kambani-571 serta dua Landing Platform Dock (LPD) buatan dalam negeri KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593.

Selain tugas-tugas tersebut, Kolinlamil juga berperan aktif dalam mendukung  operasi bakti kemanusiaan, dengan menggerakkan unsurnya ke daerah yang dilanda bencana alam, serta pengangkutan material dan logistik ke daerah tertinggal di seluruh wilayah nusantara guna pemerataan pembangunan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar