Senin, 15 April 2013

Suriah Bantah Temuan Penggunaan Senjata Kimia Oleh Inggris


Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zoubi, kemarin menepis laporan yang dikemukakan oleh peneliti Inggris bahwa pemakaian senjata kimia terbukti digunakan dalam konflik Suriah. Hal ini diketahui setelah peneliti menguji sampel tanah yang diambil dari wilayah Suriah.


"Pengujian tanah diambil dari Suriah, jika tidak dilakukan oleh organisasi resmi dan internasional serta dilakukan tanpa persetujuan dari pemerintah Suriah, maka tidak memiliki nilai hukum atau politik," kata Zoubi, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (15/4).
Zoubi justru menuduh Turki, Inggris, dan Prancis, telah memasok senjata kimia bagi kelompok pemberontak Suriah.

"Dari mana mereka mendapatkan roket-roket yang dimasukkan ke wilayah Khan al-Assal. Dari mana mereka mendapatkan senjata kimia ini. Seharusnya mereka menanyakan kepada Turki, Inggris, Prancis, dan negara-negara lain terkait sumber senjata kimia itu," ujar Zoubu.
Surat kabar the Times dua hari lalu menulis, ilmuwan militer Inggris dikabarkan telah menemukan bukti forensik bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik di Suriah.
Dari sampel tanah yang diambil dari suatu area dekat Ibu Kota Damaskus dan dibawa ke Inggris telah membuktikan bahwa sejenis senjata kimia memang telah dipergunakan.
Tes itu dilakukan oleh peneliti bidang kimia dan biologi dari Kementerian Pertahanan Inggris di Porton Down, di Wilayah Wiltshire.

Diplomat dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) empat hari lalu mengatakan negara-negara Barat telah memiliki bukti kuat bahwa senjata kimia telah digunakan dalam konflik Suriah setidaknya sekali.
Namun, tim peneliti Inggris belum bisa memastikan apakah senjata kimia dipergunakan oleh rezim Presiden Suriah, Basyar al-Assad atau dari kelompok pemberontak, maupun menyebut bahwa senjata kimia itu telah tersebar luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar