Selasa, 23 April 2013

Indonesia Batal Beli Heli Serang Apache


 Komisi I DPR yang menangani bidang pertahanan menyatakan Indonesia batal membeli helikopter serang canggih Apache Longbow dari negeri paman Sam. Komisi I beranggapan bahwa harga helikopter Apache tersebut terlalu mahal.
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR dari PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, DPR bukan tidak mendukung modernisasi alutsista TNI (dalam hal ini TNI AD), namun karena anggaran pertahanan yang harus diprioritaskan. Salah satu prioritas pembelian alutsista untuk TNI AD adalah Tank Tempur Utama (MBT) Leopard.

Batalnya pembelian heli Apache ini bukan berarti Indonesia juga mengurungkan niat untuk membeli helikopter serang atau juga serbu. Indonesia kini mengalihkan pandangan kepada 16 helikopter Bell buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Menurut TB Hasanuddin, harga heli Bell ini jauh lebih murah ketimbang Apache walaupun bukan dari kelas yang sama dengan Apache.

Saat ditanya apakah batalnya pembelian Apache karena terkait kontrak dengan PT DI, TB Hasanuddin menjawab tidak. TB Hasanuddin bersikeras bahwa masalah utamanya adalah terletak pada harga yang terlalu mahal. "Lagi pula kalau beli produk PT DI, kita ikut mengembangkan industri pertahanan dalam negeri," ujar dia.

Setelah disetujui DSCA, Pemerintah Amerika Serikat memang menawarkan untuk menjual delapan helikopter Boeing Apache AH-64 D Longbow  kepada Indonesia. Helikopter serang buatan Boeing ini masuk ke jajaran helikopter serang kelas wahid karena kesuksesannya melaksanakan berbagai misi Angkatan Darat AS di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar